Jumat, 05 November 2010

Kematian Lutfi Tidak wajar

SITUBONDO,edukasi news,-Dalam kejadian meninggalnya seorang jurnalis yang bernama LUTFI HIDAYAT  dari sebuah Tabloid Mingguan itu mengundang banyak orang tanda Tanya apa lagi rekan rekan seprofesi dengan almarhum sehingga tadi siang (19) Persatuan Wartawan Situbondo ( PWS ) yang di pimpin langsung oleh Hari Atmoko ( sekjen) bersama anggotanya turun TKP yang di dampingi anggota Intel Polres Situbondo untuk meninjau dan mempelajari kronologis terjadinya kematian dari seorang jurnalis tersebut . dengan kehadiran para wartawan itu masyarakat sekitarnya merasa kaget dan menerima serta mendukung apa yang di lakukan oleh para pemburu warta ini, ketika rombongan PWS ingin menjumpai Kepala Desa Bungatan Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo itu Herman menolak dan mengatakan bahwa hari itu hari minggu dia tidak bisa menjumpai rombongan ini malahan dengan nada keras memerintahkan dia ( Kades Bungatan ) siap menjumpai wartawan di kantornya hari senen .menurut keluarga korban di rumah duka mengatakan bahwa kalau memang anak saya itu mati dengan tidak wajar yah semoga Allah menunjukkan dan juga kepada rombongan PWS mengucapkan terimakasih dan bila berkenan tolong ungkapkan permasalahan ini . Menurut Hari mengatakan, bahwa semua rekan - rekan wartawan  akan berusaha membantu  kepada semua pihak agar teka teki kematian dari Lutfi Hidayat dapat terjawab dengan sebenar-benarnya karena mendengar dari keterangan beberapa orang yang sempat berpapasan dengan korban memang awalnya terjadi cekcok melalui telpon selluler di tambah dengan bukti SMS sebelum Korban menghembuskan nafas. Dan lagi letak kejadian korban serta luka korban memang mencurigakan karena di sekitar korban terbujur itu tidak ada benda benda keras yang bisa menjadi robeknya kepala korban.
Menurut keterangan dr. Budi petugas Puskesmas Bungatan mengatakan bahwa luka yang ada di belakang kepala korban panjangnya 20 cm dengan kedalaman 7 cm dan luka tersebut adalah akibat benturan benda berat,tumpul dan tajam akan tetapi dr muda tersebut kaget dengan melihat gambar foto hasil dari Kodak kamera digital yang di pegang Hasan salah seorang wartawan Patroli yang kebetulan menyaksikan pemandian korban di RS Bantu Daerah Besuki , bahwa di bagian bahu juga tampak luka teriris sepanjang 10 cm entah dalamnya belum di ketahui . dr. Budi menyampaikan kepada rombongan PWS kalau misal dalam visum itu belum puas karena tidak diatopsi kami siap untuk membantu melaksanakan agar penyelidikan itu dapat berjalan dengan sukses dan keluarga korban harus menyetujui paparnya di ruang kerjanya minggu kemaren (19) sampai terbitnya berita ini berita di masyarakat masih simpang siur untuk itu semoga PR para petugas kepolisian ini dapat secepatnya menyelesaikan sehingga kami Puas kata Abdul kadir Jaelani . (hari)

Tidak ada komentar: